Saturday, 5 September 2015

LELAKI TERAKHIR YANG MENANGIS DI BUMI : review



“kau percaya masa depan masih milik kita?”
“akan selalu ada kita. Aku percaya”
NANTI tidak bisa begitu saja menoleh dan pergi dari masa lalu meskipun ia berkali-kali melakukannya. Terakhir, ia mengucapkan selamat tinggal dan menikah dengan lelaki yang kini terbaring di makamnya itu.
Aku tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak pernah mau beranjak dari masa lalu.
Namun ada saatnya ingatan akan kelelahan dan meletakkan masa lalu di tepi jalan. Angin akan datang dan menerbangkannya ke penjuru tiada.  Menepikannya ke liang lupa.
Dengan menuliskannya kedalam buku, misalnya, masa lalu mungkin terbaring abadi di halaman-halamannya.
Maka, akhirnya, kisah ini kuceritakan juga. “

Good evening, everyone!

Novel review’an ke dua telah datang.............

 Jeng... jeng... jenggg...

Semoga kali ini, saya mereviewnya dengan baik. Haha.

Novel dari AAN Mansyur, seorang putra bugis, yang berjudul LELAKI TERAKHIR YANG MENANGIS DI BUMI. Saya beli novel ini di acara MIWF yang diadakan di benteng roterdam makassar, bertepatan dengan hari  launchingnya. Hohoho.. baru kali ini saya membeli novel tanpa membaca reviewnya dulu, baru launching langsung beli, bahkan pada saat itu buku ini belum ada di toko buku, baru setelah seminggu launching novel ini sudah ada di gramedia. Pada saat beli novel , penulisnya sendiri ada di roterdam di acara MIWF itu, saya sempat melihatnya tapi tak sempat meminta tanda tangan di novelnya. Haha..

Setelah membeli novel ini sebenarnya saya sudah niatkan untuk me-reviewnya,
“3 jam kemudian postingan blog tentang review’an novel akan datang, saya akan jadi pe-review pertama novel ini.Hahahaha” saya ketewa girang.... 

tapi ........

apalah daya setelah selesai membacanya saya gak sanggup berkata2, saya sangat larut dalam kisahnya, masih dipertengahan novel aja saya sudah nangis. Seperti biasa, setiap kali membaca cerita saya selalu terbawa, seolah olah saya berada di dalam kisah itu. Walaupun kisah cinta dalam novel Lelaki Terakhir Yang Menangis Di Bumi ini beda dengan kisah saya tapi ada mirip2nya juga sih. heheh

Oke. Mmm... mulai dari mana yah?

Dalam novel Lelaki terakhir yang menangis di dunia ini menceritakan tentang kisah cinta antara JIWA dan NANTI, mungkin namanya kedengaran aneh bagi yang BUKAN orang bugis, kalau orang bugis mah sering dengar nama itu, walaupun sekarang kalau ada orang yang pake nama JIWA dan NANTI itu mungkin hanyalah kakek kakek dan nenek2, sudah jarang yang pakai nama itu, nama-nama anak jaman sekarang mah pake bahasa bahasa sansekerta, arab, dll. Nama2 dari bahasa daerah udah jarang yang make.

Novel terbitan Gagas Media ini berlatar di sulawesi selatan. Ada beberapa daerah di Bone. Ada juga di Makassar. Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang pertama.

Saya suka banget novel ini, saya benar2 suka gaya bahasanya yang puitis namun ringan..mudah dimengerti oleh orang seperti saya yang hanya memiliki IQ standar.. jiwa Sastranya kental banget tapi mudah dipahami. Novel ini adalah novel fiktif romance . yes fiktif, tapi ketika membacanya sampe akhir, ceritanya benar2 terasa nyata. Sebelum membaca lampirannya, saya benar2 mengira bahwa jiwa dan nanti itu benar2 ada(sebenarnya semua novel fiksi yang dibaca memang selalu terasa nyata sih tapi ini beda). tapi ternyata tokoh yang ada di novel ini adalah fiktif. Tapi saya tidak benar2 percaya sih kalau itu fiktif, saya rasa itu adalah cerita fiktif autobiografi, fiktif tapi ada cerita nyata dari perjalanan hidup penulisnya. Sepertinya begitu. 

Imajinasi dan kemampuan sastra Aan mansyur memang tidak diragukan lagi. Ini novel  dari Aan mansyur pertama yang saya beli, tapi saya sering membaca puisi puisi dari buku puisinya di Melihat api bekerja, saya membaca dari retweetan di twiternya dan beberapa dari re-view’an di blog orang2. Haha..  

untuk sementara, dari semua novel2 yang pernah saya baca, novel LELAKITERAKHIR YANG MENANGIS DI BUMI ini masih menjadi novel favorite saya. Novel yang menurut saya tidak biasa. Novel ini berbeda, yang menarik (dan sebenarnya baru pertama kali saya melihat) novel ini punya footnote yang beda. Dalam novelnya tokoh utama yang bercerita adalah JIWA, dan pada footnotenya NANTI memberikan komentar kepada apa yang diceritakan oleh JIWA, yah semacam sudut pandang lain dari apa yang diceritakan JIWA. jadi di novelnya ada 2 sudut pandang, dari JIWA dan NANTI. This is so amazing. Kagum banget saya sama daeng Aan (panggilan Aan Mansyur, saya liat di twitter fansnya memanggilnya begitu) bisa membuat novel sekeren ini. 

Jadi ceritanya gini, saya mau spoiler dikit ah. 

Novel ini tentang kisah cinta JIWA dan NANTI yang sangat complicated. JIWA dan NANTI bertemu di kampus Unhas saat ospek mahasiswa baru, pada  waktu itu NANTI adalah mahasiswa baru dan JIWA adalah senior. Mereka merasa punya kesamaan dan mereka akhirnya saling jatuh cinta. Mereka menjalani hari2nya dengan bahagia, mungkin sekitar 3 tahun pacaran cobaan di hubungan mereka datang. Yah.  Tetapi hidup selalu punya tetapi (quote yang beberapa kali muncul dalam novel) kisah cinta keduanya terhalang oleh restu kedua orang tua NANTI. JIWA yang hanya masyarakat biasa dan miskin, sedangkan NANTI adalah seorang yang kaya dan disegani membuat orang tua NANTI menyuruh anaknya untuk menjauhi JIWA... 

NANTI akhirnya di jodohkan oleh orangtuanya dan menikah. Apa alasan NANTI memilih pilihan orang tuanya sedangkan dia tahu ketulusan cinta JIWA? penasaran gak? Alasannya ada di  footnotenya, saya juga heran kenapa hanya karna alasan seperti itu NANTI malah meninggalkan JIWA padahal NANTI pernah berkata seperti ini kepada JIWA 

“Segalanya bisa diatur. Aku percaya, tidak ada tembok yang tidak mampu diruntuhkan oleh cinta. Ayahku dulu berhasil menikahi ibuku meskipun keluarga besar ibuku tidak setuju,”

Tapi toh akhirnya NANTI meninggalkan JIWA dan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya. Namun pernikannya dengan suaminya hanya berumur jagung. Suaminya meninggal. 

Dan NANTI kembali mendekati JIWA, dia bilang dia menyesal meninggalkan JIWA. akhirnya JIWA melamar NANTI. Tapi sekali lagi,. Hidup selalu punya tetapi. Setelah tiga hari di hari dia melamar NANTI. JIWA meninggal. 

Bukan Cuma cerita percintaannya yang menarik, saya juga sangat menikmati cerita tentang keluarga JIWA. JIWA di asuh oleh perempuan2 hebat,oleh ibu dan neneknya maka dari itu JIWA sangat mengagumi perempuan. JIWA sangat dekat dengan neneknya, tapi setelah JIWA kuliah. Neneknya meninggal. tinggallah ibunya dan kedua adiknya. Ayah JIWA pergi meninggalkan ibunya saat dia masih kecil. Dia pergi, tidak kembali karna dia telah menikah dengan perempuan lain. dan tidak menceraikan ibunya jiwa. jiwa sangat membenci lelaki meskipun dirinya lelaki kadang dia merasa membenci dirinya sebagai lelaki. Dia sangat membenci ayahnya bahkan dia kadang memanggilnya bajingan. Tapi pada akhirnya JIWA ragu bahwa semua laki2 sama setelah bertemu dengan Rahman. Mantan pacar ibunya yang masih mencintai ibunya tapi tidak pernah menerima lamarannya karna ibunya merasa bahwa dia masih istri dari ayahnya. Hmm.. padahal cinta Rahman tulus apa adanya. Mereka juga masih saling mencintai. 

Rahman banyak mengajarkan arti hidup kepada JIWA. Rahman juga yang membuat jiwa selalu menulis. 

Udah, sampe disitu dulu aja deh. Ntar malah gak mau lagi baca novelnya karna sudah tau jalan ceritanya. Yah. Novel ini benar2 worth it. Saya menikmati lembar demi lembar. Jadi rugi banget kalau sudah puas hanya karna membaca reviewan yang sedikit spoiler ini. Hahaha
Oke seperti biasa, saya mau nulis ah. Beberapa quote yang saya suka dari novel.

Here they are.

“kehidupan setiap orang adalah rumit. Waktu adalah penyunting yang baik hati. Waktu tidak menghapus apapun. Iya juga tidak menyembuhkan luka. Waktu Cuma mengembalikan dan menunjukkan sejumlah potongan yang menurutnya penting dibaca kembali oleh penulisnya sendiri.”

“Kebahagiaan, pada suatu titik, bisa menjadi kejahatan yang amat mengerikan. Ada saat ketika kau tidak mampu berbahagia, kecuali dengan menyakiti orang lain,” kata Rahman

“dalam hidup ini ada banyak hal yang bisa selesai kita lakukan meski kita tidak percaya mampu melakukannya. Ada sejumlah hal yang tidak membutuhkan banyak pikiran sebab pikiran adalah tempat yang paling nyaman bagi keraguan.”

“ Tuhan telah menyiapkan angka-angka yang tepat untuk segala kejadian. Tidak akan ada yang meleset”

“buku seperti kapak es yang akan memecahkan seluruh kebekuan laut dalam dada kita” franz kahka
“menulis adalah perang melawan sepi”

“entah perasaan mana yang lebih menguasai. Cemburu, dikhianati, atau mungkin mengkhiyanati. Mungkin sekaligus ketiganya”

“ sebutir waktu pada masa lampau bisa membuat kita jadi alat perekam yang tiada tandingannya.

mencemburui masa lalu seseorang adalah salah satu hal yang paling menyedihkan dan lucu di dunia ini”

“barang kali perempuan memang ditakdirkan menjadi lukisan paling abstrak. Rumit. Dan karna itu, tidak perlu dipahami.”

“belajarlah menyembunyikan rasa sakit dari perempuan”

“ada orang yang akan menunjukkan hal-hal yang harus kau ikuti. Ada juga orang yang akan menunjukkan hal-hal yang harus kau hindari”

 “perempuan adalah makhluk yang kuat, mereka kadang menyakiti dirinya sediri daripada menyakiti orang lain”

“satu orang yang membaca buku hari ini, bisa berarti seribu orang untuk satu perang esok hari”

 “Jika saja waktu dan kenangan adalah layang-layang, sudah kugulung benang-benangnya dan kugunting bagian yang tak kuingin…” 

“Aku pikir tidak ada sepasang suami-istri di bumi yang betul-betul cocok satu sama lain. Mereka yang tidak bercerai adalah orang-orang yang mampu menerima ketidakcocokan mereka,”.

No comments:

Post a Comment