“kau percaya masa depan
masih milik kita?”
“akan selalu ada kita.
Aku percaya”
NANTI tidak bisa begitu
saja menoleh dan pergi dari masa lalu meskipun ia berkali-kali melakukannya.
Terakhir, ia mengucapkan selamat tinggal dan menikah dengan lelaki yang kini
terbaring di makamnya itu.
Namun ada saatnya
ingatan akan kelelahan dan meletakkan masa lalu di tepi jalan. Angin akan
datang dan menerbangkannya ke penjuru tiada.
Menepikannya ke liang lupa.
Dengan menuliskannya
kedalam buku, misalnya, masa lalu mungkin terbaring abadi di
halaman-halamannya.
Maka, akhirnya, kisah
ini kuceritakan juga. “
Good evening, everyone!
Novel review’an ke dua telah datang.............
Jeng...
jeng... jenggg...
Semoga kali ini, saya mereviewnya dengan baik. Haha.
Novel dari AAN Mansyur, seorang putra bugis, yang
berjudul LELAKI TERAKHIR YANG MENANGIS DI BUMI. Saya beli novel ini di acara
MIWF yang diadakan di benteng roterdam makassar, bertepatan dengan hari launchingnya. Hohoho.. baru kali ini saya membeli
novel tanpa membaca reviewnya dulu, baru launching langsung beli, bahkan pada
saat itu buku ini belum ada di toko buku, baru setelah seminggu launching novel
ini sudah ada di gramedia. Pada saat beli novel , penulisnya sendiri ada di
roterdam di acara MIWF itu, saya sempat melihatnya tapi tak sempat meminta
tanda tangan di novelnya. Haha..
Setelah membeli novel ini sebenarnya saya sudah
niatkan untuk me-reviewnya,
“3 jam kemudian postingan blog tentang review’an
novel akan datang, saya akan jadi pe-review pertama novel ini.Hahahaha” saya
ketewa girang....
tapi
........
apalah daya setelah selesai membacanya saya gak
sanggup berkata2, saya sangat larut dalam kisahnya, masih dipertengahan novel
aja saya sudah nangis. Seperti biasa, setiap kali membaca cerita saya selalu
terbawa, seolah olah saya berada di dalam kisah itu. Walaupun kisah cinta dalam
novel Lelaki Terakhir Yang Menangis Di
Bumi ini beda dengan kisah saya tapi ada mirip2nya juga sih. heheh
Oke. Mmm... mulai dari mana yah?
Dalam novel Lelaki terakhir yang menangis di dunia
ini menceritakan tentang kisah cinta antara JIWA dan NANTI, mungkin namanya
kedengaran aneh bagi yang BUKAN orang bugis, kalau orang bugis mah sering
dengar nama itu, walaupun sekarang kalau ada orang yang pake nama JIWA dan NANTI
itu mungkin hanyalah kakek kakek dan nenek2, sudah jarang yang pakai nama itu,
nama-nama anak jaman sekarang mah pake bahasa bahasa sansekerta, arab, dll.
Nama2 dari bahasa daerah udah jarang yang make.
Novel terbitan Gagas Media ini berlatar di sulawesi
selatan. Ada beberapa daerah di Bone. Ada juga di Makassar. Sudut pandang yang
dipakai adalah sudut pandang orang pertama.
Saya suka banget novel ini, saya benar2 suka gaya
bahasanya yang puitis namun ringan..mudah dimengerti oleh orang seperti saya
yang hanya memiliki IQ standar.. jiwa Sastranya kental banget tapi mudah
dipahami. Novel ini adalah novel fiktif romance . yes fiktif, tapi ketika
membacanya sampe akhir, ceritanya benar2 terasa nyata. Sebelum membaca
lampirannya, saya benar2 mengira bahwa jiwa dan nanti itu benar2 ada(sebenarnya
semua novel fiksi yang dibaca memang selalu terasa nyata sih tapi ini beda).
tapi ternyata tokoh yang ada di novel ini adalah fiktif. Tapi saya tidak benar2
percaya sih kalau itu fiktif, saya rasa itu adalah cerita fiktif autobiografi,
fiktif tapi ada cerita nyata dari perjalanan hidup penulisnya. Sepertinya
begitu.
Imajinasi dan kemampuan sastra Aan mansyur memang tidak
diragukan lagi. Ini novel dari Aan
mansyur pertama yang saya beli, tapi saya sering membaca puisi puisi dari buku
puisinya di Melihat api bekerja, saya membaca dari retweetan di twiternya dan
beberapa dari re-view’an di blog orang2. Haha..
untuk sementara, dari semua novel2 yang pernah saya
baca, novel LELAKITERAKHIR YANG MENANGIS DI BUMI ini masih menjadi novel
favorite saya. Novel yang menurut saya tidak biasa. Novel ini berbeda, yang
menarik (dan sebenarnya baru pertama kali saya melihat) novel ini punya footnote
yang beda. Dalam novelnya tokoh utama yang bercerita adalah JIWA, dan pada
footnotenya NANTI memberikan komentar kepada apa yang diceritakan oleh JIWA,
yah semacam sudut pandang lain dari apa yang diceritakan JIWA. jadi di novelnya
ada 2 sudut pandang, dari JIWA dan NANTI. This is so amazing. Kagum banget saya
sama daeng Aan (panggilan Aan Mansyur, saya liat di twitter fansnya
memanggilnya begitu) bisa membuat novel sekeren ini.
Jadi ceritanya gini, saya mau spoiler dikit ah.
Novel ini tentang kisah cinta JIWA dan NANTI yang sangat
complicated. JIWA dan NANTI bertemu di kampus Unhas saat ospek mahasiswa baru,
pada waktu itu NANTI adalah mahasiswa
baru dan JIWA adalah senior. Mereka merasa punya kesamaan dan mereka akhirnya
saling jatuh cinta. Mereka menjalani hari2nya dengan bahagia, mungkin sekitar 3
tahun pacaran cobaan di hubungan mereka datang. Yah. Tetapi hidup selalu punya tetapi
(quote yang beberapa kali muncul dalam novel) kisah cinta keduanya terhalang
oleh restu kedua orang tua NANTI. JIWA yang hanya masyarakat biasa dan miskin,
sedangkan NANTI adalah seorang yang kaya dan disegani membuat orang tua NANTI
menyuruh anaknya untuk menjauhi JIWA...
NANTI akhirnya di jodohkan oleh orangtuanya dan
menikah. Apa alasan NANTI memilih pilihan orang tuanya sedangkan dia tahu
ketulusan cinta JIWA? penasaran gak? Alasannya ada di footnotenya, saya juga heran kenapa hanya
karna alasan seperti itu NANTI malah meninggalkan JIWA padahal NANTI pernah
berkata seperti ini kepada JIWA
“Segalanya bisa diatur. Aku percaya, tidak ada tembok
yang tidak mampu diruntuhkan oleh cinta. Ayahku dulu berhasil menikahi ibuku
meskipun keluarga besar ibuku tidak setuju,”
Tapi toh akhirnya NANTI meninggalkan JIWA dan
menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya. Namun pernikannya dengan suaminya
hanya berumur jagung. Suaminya meninggal.
Dan NANTI kembali mendekati JIWA, dia bilang dia
menyesal meninggalkan JIWA. akhirnya JIWA melamar NANTI. Tapi sekali lagi,.
Hidup selalu punya tetapi. Setelah tiga hari di hari dia melamar NANTI. JIWA
meninggal.
Bukan Cuma cerita percintaannya yang menarik, saya
juga sangat menikmati cerita tentang keluarga JIWA. JIWA di asuh oleh
perempuan2 hebat,oleh ibu dan neneknya maka dari itu JIWA sangat mengagumi
perempuan. JIWA sangat dekat dengan neneknya, tapi setelah JIWA kuliah.
Neneknya meninggal. tinggallah ibunya dan kedua adiknya. Ayah JIWA pergi
meninggalkan ibunya saat dia masih kecil. Dia pergi, tidak kembali karna dia
telah menikah dengan perempuan lain. dan tidak menceraikan ibunya jiwa. jiwa sangat
membenci lelaki meskipun dirinya lelaki kadang dia merasa membenci dirinya
sebagai lelaki. Dia sangat membenci ayahnya bahkan dia kadang memanggilnya
bajingan. Tapi pada akhirnya JIWA ragu bahwa semua laki2 sama setelah bertemu
dengan Rahman. Mantan pacar ibunya yang masih mencintai ibunya tapi tidak
pernah menerima lamarannya karna ibunya merasa bahwa dia masih istri dari ayahnya.
Hmm.. padahal cinta Rahman tulus apa adanya. Mereka juga masih saling
mencintai.
Rahman banyak mengajarkan arti hidup kepada JIWA. Rahman
juga yang membuat jiwa selalu menulis.
Udah, sampe disitu dulu aja deh. Ntar malah gak mau
lagi baca novelnya karna sudah tau jalan ceritanya. Yah. Novel ini benar2 worth
it. Saya menikmati lembar demi lembar. Jadi rugi banget kalau sudah puas hanya
karna membaca reviewan yang sedikit spoiler ini. Hahaha
Oke seperti biasa, saya mau nulis ah. Beberapa quote
yang saya suka dari novel.
Here they are.
“kehidupan
setiap orang adalah rumit. Waktu adalah penyunting yang baik hati. Waktu tidak
menghapus apapun. Iya juga tidak menyembuhkan luka. Waktu Cuma mengembalikan
dan menunjukkan sejumlah potongan yang menurutnya penting dibaca kembali oleh
penulisnya sendiri.”
“Kebahagiaan, pada suatu titik, bisa menjadi kejahatan
yang amat mengerikan. Ada saat ketika kau tidak mampu berbahagia, kecuali
dengan menyakiti orang lain,” kata Rahman
“dalam
hidup ini ada banyak hal yang bisa selesai kita lakukan meski kita tidak
percaya mampu melakukannya. Ada sejumlah hal yang tidak membutuhkan banyak
pikiran sebab pikiran adalah tempat yang paling nyaman bagi keraguan.”
“
Tuhan telah menyiapkan angka-angka yang tepat untuk segala kejadian. Tidak akan
ada yang meleset”
“buku
seperti kapak es yang akan memecahkan seluruh kebekuan laut dalam dada kita”
franz kahka
“menulis
adalah perang melawan sepi”
“entah
perasaan mana yang lebih menguasai. Cemburu, dikhianati, atau mungkin
mengkhiyanati. Mungkin sekaligus ketiganya”
“
sebutir waktu pada masa lampau bisa membuat kita jadi alat perekam yang tiada
tandingannya.
“mencemburui
masa lalu seseorang adalah salah satu hal yang paling menyedihkan dan lucu di
dunia ini”
“barang
kali perempuan memang ditakdirkan menjadi lukisan paling abstrak. Rumit. Dan
karna itu, tidak perlu dipahami.”
“belajarlah
menyembunyikan rasa sakit dari perempuan”
“ada
orang yang akan menunjukkan hal-hal yang harus kau ikuti. Ada juga orang yang
akan menunjukkan hal-hal yang harus kau hindari”
“perempuan adalah makhluk yang kuat, mereka
kadang menyakiti dirinya sediri daripada menyakiti orang lain”
“satu
orang yang membaca buku hari ini, bisa berarti seribu orang untuk satu perang
esok hari”
“Jika saja waktu dan kenangan adalah
layang-layang, sudah kugulung benang-benangnya dan kugunting bagian yang tak
kuingin…”
“Aku pikir tidak ada sepasang suami-istri di bumi yang
betul-betul cocok satu sama lain. Mereka yang tidak bercerai adalah orang-orang
yang mampu menerima ketidakcocokan mereka,”.
No comments:
Post a Comment