show me the way |
Assalamu
‘alaikum....
Minna
ohayou..!
Ogenki
desuka?
Pertama buka
blog ini harus bersih2 dulu, banyak banget debunya, lama gak dikunjungi
soalnya.kayak gubuk tua, yang berdiri di hutan.. Pas lagi butuh tempat curhat
aja baru dikunjungi lagi. Kasian banget blog ku~ i take him for a granted. Udah
janji bakal posting sesuatu tiap minggu, tapi apalah artinya semua itu jika
kerjaan membutuhkan banyak waktu..hmm. promise just promise..wkwkwkw
ngomong apa sih.
Ok.. i wanna
talk about my work. Mmm.. lately, i’m about crazy and dizzy, and busy. Yes, Beberapa hari ini saya galau banget sama
kerjaan di sekolah, mulai dari mata pelajaran yang saya ajarkan, teman2 ngajar,
dan siswa2.semua bikin galau gak tertahankan.
Saya mulai
dari mana yah ceritanya?
Mulai dari
mata pelajaran yang saya ajarkan dulu deh. Di sekolah ada dua mata pelajaran
yang saya ajarkan, sedangkan jurusan saya sendiri Cuma 1. Jurusan bahasa
inggris. iyah, Keren banget, bahasa inggris, bahasa international. Tapi di
sekolah saya harus mengajar 2 mata pelajaran untuk mencukupkan jumlah jam
ngajar. Saya harus ngajar TIK yang sama sekali saya gak ngerti tentang mata
pelajaran itu.TIK itu pelajaran tentang teknologi.. saya gak ngerti. Scara yah, saya gaptek. Saya sih gak masalah
sama pelajaran bahasa inggris, wong di rumah saya pake bahasa inggris sehari2
kok. iga asemmu?, tegako pole? Makanja-kanja ma ga? Upojiki. Eloka manre
jalangkote. Alrite? It’s easy for me. Yang jadi masalah adalah pelajaran TIK
yang bukan jurusan saya dan diberikan kepada saya karna jam ngajar untuk
pelajaran bahasa inggris kurang, Cuma 12 jam sedangkan setiap guru harus
mengajar 24jam/minggu untuk mendapatkan gaji full. That’s my rule in my school.
Eh, tapi gak tau juga sih peraturan ini
dari instansi atau memang Cuma dari sekolah. Yang jelas ini menyusahkan saya,
sebagai guru yang tidak multi talent.. walaupun
orang2 melihat saya talented abnget, but it’s just my cover, sebagai guru kita
dituntut untuk profesional. Dan serba bisa. Awalnya, i take this as a
challenge. Tapi lama2 saya merasa bersalah sama siswa saya karna sebenarnya
saya tidak berkompetensi dipelajaran TIK ini. Hmmm... apa yang harus saya lakukan to overcome this
problem?
Then, teman2 ngajar. In my work... I can’t found a
friend who can support my growth, someone who has
training to be a coach, someone who will observe me and give me feedback and
help me fulfill the vision i have for myself as a teacher. Bcuz, I won't be able to figure this all out on my
own. i can't see what i can't see. I don't know what i need to know. . di
sekolah, Kita jalan sendiri sendiri. Pokoknya, Sepi banget rasanya kalau di
sekolah. Bukan suasananya. They are crowded. Every calss is crowded. Office,
teacher’s room are crowded. Tapi saya seperti gak punya teman. Bukan karna saya
gak tau cara bergaul. Tapi karna mereka sibuk dengan urusan masing2.. and then, i don’t like their habbit,
ngegossip teman yang tidak ada. Huuft... is it too lebay if my mind suddenly
think that i have to find another work?
And the
last, my students. Oke. I have a good and a bad news from my student. A good
news is sometimes my student being my mood boosta. A very good mood bosta. When
they give me a “good morning” every morning i met. I love that way they honor me,
resfect me. but then, a bad news is
kadang saya merasa risih ketika beberapa dari mereka (mungkin suka sama saya
karna mungkin itu masa pubernya) kadang mereka suka muji saya berlebihan. “ibu
cantik banget” dengan expresi yang gimana gitu. Trus,ntah kenapa saya juga
merasa risih ketika ada beberapa siswa laki2 yang salaman lamaa banget. Kadang juga
nyium tangannya jadi aneh gitu. Huuuft. Oke, tradisi salaman emang dibiasakan
di sekolah sebagai wujud sopan santun kepada guru. Tapi ada beberapa siswa yang
gimana gitu yah.pokoknya. saya gak suka. Lagian, abis salaman sama siswa laki2
yang sudah baliq juga membuat wudhu saya batal, setiap abis wudhu shalat dhuha
ketika masuk kelas pelajaran pertama, dan setiap abis wudhu shalat dhuhur
pelajaran jam terakhir. Whudu saya gak pernah bertahan lama. I don’t know how to solve this, setiap saya
menolak untuk salaman, mereka bilang gini “ magana ibue, tidak maumi salaman,
banyak dosaku bu” kalau udah bilang gitu, saya jadi gak enak. Kadang saya mau
mengatakan kalau saya lagi ada wudhu. Tapi apalah, anak kelas VII, susah
memahami itu.
Ya udah sih,
itu aja.. could anyone help me?
No comments:
Post a Comment