Thursday, 27 August 2015

how to solve my work problem


show me the way

Assalamu ‘alaikum....

Minna ohayou..!

Ogenki desuka?

Pertama buka blog ini harus bersih2 dulu, banyak banget debunya, lama gak dikunjungi soalnya.kayak gubuk tua, yang berdiri di hutan.. Pas lagi butuh tempat curhat aja baru dikunjungi lagi. Kasian banget blog ku~ i take him for a granted. Udah janji bakal posting sesuatu tiap minggu, tapi apalah artinya semua itu jika kerjaan membutuhkan banyak waktu..hmm. promise just promise..wkwkwkw


 ngomong apa sih.

Ok.. i wanna talk about my work. Mmm.. lately, i’m about crazy and dizzy, and busy. Yes,  Beberapa hari ini saya galau banget sama kerjaan di sekolah, mulai dari mata pelajaran yang saya ajarkan, teman2 ngajar, dan siswa2.semua bikin galau gak tertahankan.

Saya mulai dari mana yah ceritanya?




Mulai dari mata pelajaran yang saya ajarkan dulu deh. Di sekolah ada dua mata pelajaran yang saya ajarkan, sedangkan jurusan saya sendiri Cuma 1. Jurusan bahasa inggris. iyah, Keren banget, bahasa inggris, bahasa international. Tapi di sekolah saya harus mengajar 2 mata pelajaran untuk mencukupkan jumlah jam ngajar. Saya harus ngajar TIK yang sama sekali saya gak ngerti tentang mata pelajaran itu.TIK itu pelajaran tentang teknologi.. saya gak ngerti.  Scara yah, saya gaptek. Saya sih gak masalah sama pelajaran bahasa inggris, wong di rumah saya pake bahasa inggris sehari2 kok. iga asemmu?, tegako pole? Makanja-kanja ma ga? Upojiki. Eloka manre jalangkote. Alrite? It’s easy for me.  Yang jadi masalah adalah pelajaran TIK yang bukan jurusan saya dan diberikan kepada saya karna jam ngajar untuk pelajaran bahasa inggris kurang, Cuma 12 jam sedangkan setiap guru harus mengajar 24jam/minggu untuk mendapatkan gaji full. That’s my rule in my school. Eh, tapi gak tau juga sih peraturan  ini dari instansi atau memang Cuma dari sekolah. Yang jelas ini menyusahkan saya, sebagai guru yang tidak multi talent..  walaupun orang2 melihat saya talented abnget, but it’s just my cover, sebagai guru kita dituntut untuk profesional. Dan serba bisa. Awalnya, i take this as a challenge. Tapi lama2 saya merasa bersalah sama siswa saya karna sebenarnya saya tidak berkompetensi dipelajaran TIK ini. Hmmm...  apa yang harus saya lakukan to overcome this problem?




Then,  teman2 ngajar. In my work... I can’t found a friend who can support my growth, someone who has training to be a coach, someone who will observe me and give me feedback and help me fulfill the vision i have for myself as a teacher. Bcuz, I  won't be able to figure this all out on my own. i can't see what i can't see. I don't know what i need to know. . di sekolah, Kita jalan sendiri sendiri. Pokoknya, Sepi banget rasanya kalau di sekolah. Bukan suasananya. They are crowded. Every calss is crowded. Office, teacher’s room are crowded. Tapi saya seperti gak punya teman. Bukan karna saya gak tau cara bergaul. Tapi karna mereka sibuk dengan urusan masing2..  and then, i don’t like their habbit, ngegossip teman yang tidak ada. Huuft... is it too lebay if my mind suddenly think that i have to find another work?

And the last, my students. Oke. I have a good and a bad news from my student. A good news is sometimes my student being my mood boosta. A very good mood bosta. When they give me a “good morning” every morning i met. I love that way they honor me, resfect  me. but then, a bad news is kadang saya merasa risih ketika beberapa dari mereka (mungkin suka sama saya karna mungkin itu masa pubernya) kadang mereka suka muji saya berlebihan. “ibu cantik banget” dengan expresi yang gimana gitu. Trus,ntah kenapa saya juga merasa risih ketika ada beberapa siswa laki2 yang salaman lamaa banget. Kadang juga nyium tangannya jadi aneh gitu. Huuuft. Oke, tradisi salaman emang dibiasakan di sekolah sebagai wujud sopan santun kepada guru. Tapi ada beberapa siswa yang gimana gitu yah.pokoknya. saya gak suka. Lagian, abis salaman sama siswa laki2 yang sudah baliq juga membuat wudhu saya batal, setiap abis wudhu shalat dhuha ketika masuk kelas pelajaran pertama, dan setiap abis wudhu shalat dhuhur pelajaran jam terakhir. Whudu saya gak pernah bertahan lama.  I don’t know how to solve this, setiap saya menolak untuk salaman, mereka bilang gini “ magana ibue, tidak maumi salaman, banyak dosaku bu” kalau udah bilang gitu, saya jadi gak enak. Kadang saya mau mengatakan kalau saya lagi ada wudhu. Tapi apalah, anak kelas VII, susah memahami itu.

Ya udah sih, itu aja.. could anyone help me?




No comments:

Post a Comment